Wednesday 19 April 2017

Contoh temuan audit Land clearing dan tanam kelapa sawit


auditkelapasawit.blogspot.com
Langsung aja gan, kali ini saya coba menuliskan pengalaman mengenai temuan-temuan audit operasional untuk kegiatan land clearing dan tanam kelapa sawit.
A. Contoh temuan audit land clearing
1. Kesesuaian / kepatuhan
  • Belum terdapatnya perijinan land clearing (LC) maupun ijin pengelolaan kayu (IPK).
  • Belum terdapat perijinan tenaga teknis (GANIS) untuk timber cruishing potensi kayu.
  • Belum terdapatnya ijin pendaratan alat berat dan kelengkapan surat ijin operasi (SIO) operator tidak ada.
  • Sumber perolehan bahan bakar dan Pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) untuk pembelian solar.
  • Tidak terdapat atau isi pasal Surat Perjanjian Kerja (SPK) dengan kontraktor land clearing (LC) yang kurang sesuai, misal harga borongan tumbang terlalu tinggi, harga pekerjaan rimpuk terlalu tinggi, pengelolaan bahan bakar dll.
  • Perlengkapan atau peralatan pengukuran prestasi tidak memadai (GPS, Meteran, dll)
  • Perlengkapan administrasi tidak lengkap (form harian monitoring penggunaan HM dan prestasi alat berat yang diisi oleh mandor).
  • Tidak terdapat rekap monitoring penggunaan HM alat berat baik rental atau borongan.
  • Kelengkapan dokumen pengajuan pembayaran hasil pekerjaan tidak lengkap (foto kondisi sebelum dan sesudah pekerjaan, blanko harian pekerjan alat berat, rekap bulanan pemakaian HM, Monitoring pemakaian solar, rekap pengajuan pembayaran HM rental, Rekap prestasi borongan, data perolehan solar)
  • Apakah pembayaran dilakukan via transfer bank?
2. Operasional. 
  • Luasan fisik Land clearing tidak sesuai dengan luasan yang ada di data administrasi, penyebab manipulasi data pengukuran.
  • Jumlah terasan fisik tidak sesuai dengan data, penyebab diantaranya doubling data track GPS karena kesalahan menggunakan sofwtware pengolah data track dan bisa juga unsur kesengajaan dengan melakukan doubling track.
  • laporan kondisi LC untuk tanah mineral atau darat dilaporkan kondisi LC tanah rawa dengan, atau kondisi lahan semak belukar diklaim menjadi lahan rimba, penyebab kesengajaan yang bertujuan untuk memperoleh nilai harga lebih tinggi.
  • panjang dan lebar jalan atau parit fisik tidak sesuai dengan data.
  • Spesifikasi pekerjaan yang tidak sesuai dengan spek perjanjian kerja, penyebab serah terima pekerjaan yang terlalu lama sehingga kualitas pekerjaan menjadi turun atau disebabkan kesengajaan.
  • Pembuatan jembatan semi permanen atau jembatan log kayu jumlah kayu yang digunakan tidak sesuai.
  • Pembuatan jalan atau parit tidak sesuai dengan plan.
  • Perbandingan jalur rimpuk tidak sesuai dengan kondisi vegetasi tutupan lahan.
  • Arah rimpukan tidak sesuai dengan rencana rimpukan.
  • Lahan tidak bersih masih terdapat tegakan kayu ditinggal atau tunggul kayu masih terlalu tinggi.
  • Kehilangan top soil yang terlalu banyak, penyebab skill operator alat berat yang kurang.
  • Tidak dilakukan penyesuaian harga borongan dengan fluktuasi perolehan harga solar.
  • Terdapat doubling pekerjaan rental dengan pekerjaan borongan dalam satu areal dengan pekerjaan yang sama, hal tersebut berpotensi adanya manipulasi HM alat berat (prestasi rental di klaim sebagai prestasi borongan).
  • Jumlah jam HM alat berat tidak terdapat batasan penggunaan maksimal dalam 1 hari, serta pada jam istirahat HM alat masih berjalan.
  • Tidak terdapat kalibrasi prestasi pekerjaan alat berat sebagai dasar mengukur kesesuaian prestasi yang dihasilkan.
  • Prestasi alat berat rental dibanding borongan perbedaanya tidak wajar dengan kondisi pekerjaan yang sama.
  • Material kayu yang digunakan untuk jembatan log semi permanen tidak sesuai dengan spesifikasi.
  • Tidk terdapat pengawas alat berat untuk pekerjaan rental.
  • Land clearing dilakukan dengan cara membakar.
  • Jumalah alat berat yang digunakan tidak sesuai dengan keperluan.
  • Perbandingan jumlah jenis alat berat yang tidak sesuai dan penggunaan dozer untuk terasan.
  • Surat perjanjian Kerja (SPK) dengan pemborong sudah kadaluarsa belum diperbaharui.
B. Contoh temuan audit tanam kelapasawit
1. Kesesuaian/kepatuhan.
  • Tidak terdapat surat pengiriman bibit dari nursery (pembibitan)
  • Tidak terdapat monitoring pengiriman bibit beserta lokasi blok pengiriman bibit/tanam.
  • Tidak terdapat monitoring penggunaan pupuk untuk kegiatan tanam.
  • Tidak terdapat data permintaan pupuk.
  • Tidak terdapat surat perjanjian kerja untuk kegiatan borongan tanam dengan kontraktor/pemborong apabila digunakan sistem borongan.
2. Operasional
  • Jumlah pokok per hektar dalam satu areal melebihi standar yang ditentukan, penyebab jarak tanam terlalu rapat atau terdapat luasan LC yang belum diinput dalam laporan dan juga bisa diakibatkan karena
  • Tidak terdapat pupuk tanam, media tanah dibuang, tanaman terlalu dangkal atau terlalu dalam, tanam diparit atau bukan pada titik tanam.
  • Jumlah laporan tanam tidak sesuai dengan fisik tanam.
  • Bibit tersimpan di terminal terlalu lama.
  • Tidak dilakukan pemangkasan untuk bibit yang terlalu tua.
  • Jumlah tenaga tanam tidak sesuai dengan target penyelesaian tanam.
Sekian dulu gan, apabila ada masukan mohon komennya, terimakasih.

4 comments:

  1. Terima kasih gan, sangat2 bermanfaat bagi saya.

    ReplyDelete
  2. Terima kasih, gan sangat bermanfaaat, semoga berkah, izin copas

    ReplyDelete
  3. Thanks atas masukanya gan moga bermanfaat utk pemula

    ReplyDelete